Selasa, 11 Oktober 2011

Sekuntum Mawar Bagi Yesus : St. Theresia dari Lisieux

PENGANTAR
Bunga selalu dapat membuat seseorang yang memberi, menerima, atau memiliknya merasa istimewa. Seperti halnya jika seorang pemuda yang jatuh cinta dengan seorang gadis maka untuk menarik hati sang gadis pujaannya, dia akan datang membawa rangkaian bunga yang indah untuk dipersembahkan kepada pujaan hatinya. Hal yang romantis itu pun meluluhkan hati sang gadis yang merasa menjadi seseorang yang istimewa. Sang pemuda dengan ketulusan hati mempersembahkan bunga sebagai tanda cintanya. Dan biasanya bunga yang seringkali dipakai sebagai lambang ungkapan cinta itu adalah bunga mawar. Mawar merah yang ingin mengungkapkan seluruh isi hati yang penuh cinta.
Mengapa bunga mawar? Apakah ada kaitannya mawar ini dengan cinta? Begitu banyak bunga yang lain, namun orang lebih senang memilih bunga mawar sebagai persembahan bagi orang yang dicintai. Bunga mawar seakan-akan mampu menggambarkan seluruh isi hati seseorang tanpa harus banyak berkata-kata. Bunga mawar menjadi sangat indah saat dipersembahkan dengan penuh cinta dan ketulusan.


Bunga mawar, bunga yang berduri
Jikalau suatu kali kita perhatikan dengan seksama, di balik keindahan dan keharuman bunga mawar ini, ada sesuatu yang sebetulnya dapat menimbulkan luka dan sakit, yaitu duri-durinya yang tajam. Seandainya saja kita tidak hati-hati memetik bunga mawar itu maka kemungkinan terkena durinya yang tajam akan membuat tangan atau jari-jari kita terluka.
Mawar adalah bunga yang indah, bunga yang dapat membawa suasana menjadi begitu romantis, namun dia juga dapat melukai seseorang dengan duri-durinya. Aneh memang, sesuatu yang begitu indah dan menimbulkan rasa kagum ketika melihatnya, tetapi di lain pihak juga dapat menimbulkan kesulitan.
Kalau kita mendengar kata “mawar” atau melihat bunga mawar, mungkin di antara kita akan dibawa untuk mengingat seorang gadis muda yang sangat indentik dengan mawar-mawar ini, khususnya mawar berduri ini. Gadis muda yang hanya sebentar saja menikmati hidup di dunia ini karena Yesus lebih rindu untuk membawanya hidup bersatu dengan Dia di surga. Gadis ini tidak lain adalah St. Theresia dari Lisieux yang hidup sebagai seorang suster Karmel dan meninggal dalam usia yang masih sangat muda, sekitar 24 tahun. Theresia inilah yang selama hidupnya seakan-akan identik dengan persembahan bunga mawar indah nan berduri ini. Theresia menyenangi bunga mawar dan dia selalu mempersembahkan mawar indah demi cintanya yang tulus kepada kekasih hatinya. Walaupun berduri, namun baginya mawar itu tetaplah indah dan membawanya untuk semakin mendekat kepada pujaan hatinya, kepada Yesus kekasihnya.

Theresia dan sekuntum mawar
Selama masa hidupnya, begitu banyak peristiwa yang dialami oleh Theresia, baik suka maupun duka. Semua peristiwa itu dilaluinya dengan tulus hati dan cinta kepada Sang Kekasih. Dalam setiap peristiwa yang tidak menyenangkan bagi Theresia itulah saat ketika dia dapat mempersembahkan setangkai mawar harum bagi Kekasih yang teramat dicintainya. Kekasih Theresia ini memang bukan kekasih biasa, namun Dialah Yesus Sang Kekasih Ilahi. Theresia setiap saat berusaha memetik bunga mawar yang indah dan harum untuk dipersembahkan sebagai ungkapan cintanya yang tulus kepada Yesus Sang kekasihnya.
Bunga mawar ini bagi Theresia adalah suatu persembahan yang amat berharga. Saat dia mengalami kesedihan dan kekeringan, dia pun mempersembahkan semua itu sebagai mawar indah bagi Yesus. Terlebih saat-saat dibutuhkan penyengkalan diri, inilah gambaran dari duri-duri yang ada pada tangkai mawar tadi. Mawar yang indah namun berduri, itulah yang ada pada diri Theresia.
Selama hidupnya di biara, begitu banyak mawar yang dikumpulkannya dan dipersembahkannya kepada Yesus, sehingga itulah yang membawanya mencapai tingkat kekudusan yang tinggi. Theresia menjadi kudus bukan melalui jalan yang hebat dan hal-hal yang spektakuler, namun kekudusan Theresia dicapainya melalui jalan sederhana yang ternyata lumayan sulit untuk dilalui. Di sepanjang jalan kecil itulah Theresia mengumpulkan bunga-bunga mawar, memetiknya sekuntum demi sekuntum sampai akhirnya menjadi setumpuk mawar yang dipersembahkan kepada Yesus.

Mawar tanda cinta melalui kurban-kurban
Ketika hidupnya di biara, Theresia banyak mengalami pergolakan batin. Saat ada suster lain yang menjengkelkan ia harus tetap menerima suster itu dengan kasih yang tulus. Di sini Theresia dituntut untuk melakukan tindakan penyangkalan diri, apa yang sebetulnya tidak sesuai dengan hatinya, membuatnya jengkel, namun dengan kesadaran penuh bahwa Yesus hadir di dalam pribadi orang yang menjengkelkan itu Theresia mampu mempersembahkan sekuntum mawar dengan mengasihi suster tersebut. Sekuntum mawar telah dipetiknya untuk dipersembahkan bagi Yesus terkasih.
Theresia sangat bersemangat untuk menyenangkan hati Yesus. Dengan mawar-mawar yang dikumpulkannya itu ia ingin membuat hati Yesus senang dan membuat Yesus dapat tersenyum manis padanya. Walaupun seringkali duri-duri mawar itu menusuk kulitnya, melukai hatinya, namun Theresia tidak mengeluh atau sampai membuang mawar-mawar tadi. Theresia menyadari bahwa ketika ia memilih untuk mempersembahkan mawar bagi Yesus, ia tahu bahwa yang dipesembahkan itu bukan mawar yang mulus tanpa duri, namun justru mawar yang berduri banyak. Mawar seperti inilah yang akan membuatnya cepat mencapai kekudusan itu.
Mawar ini bagi Theresia mau mengungkapkan cintanya yang besar kepada Yesus, dengan perbuatan-perbuatan yang dipersembahakan sebagai kurban cintanya. Suatu saat Theresia pernah berkata demikian, “Bagaimana saya harus membuktikan cintaku kepada-Nya? Sebab cinta itu dibuktikan melalui perbuatan-perbuatan. Maka anak kecil itu akan menaburkan bunga-bunga. Ya Kekasihku, demikianlah hidupku yang pendek ini akan melebur di hadapan-Mu. Saya tidak mempunyai sarana lain kecuali menaburkan kuntum-kuntum bunga. Setiap kali saya menemukan sekuntum bunga, saya akan mengambilnya dan menguraikannya bagi-Mu. Kemudian saya akan selalu menyanyi dan menyanyi.” Theresia mengungkapkan hal itu sebagai suatu pernyataannya bahwa ia sungguh-sungguh ingin mencintai Yesus dengan segenap hatinya. Dan lebih lagi Theresia kemudian menyadari suatu hal yang amat penting sampai kemudian ia mengatakan, “Tetapi Yesus untuk apakah semua bunga-bungaku itu? Untuk apa semua nyanyian itu? Oh, saya tahu. Bunga-bunga yang rapuh dan tidak berguna itu, nyanyian cinta kasih yang keluar dari hati yang kecil ini, akan menyentuh hati-Mu. Juga perbuatan-perbuatan kecil itu. Perbuatan-perbuatan kecil itu akan membuat Gereja yang jaya tersenyum. Ketika Gereja yang jaya atau para kudus di surga mau bermain-main dengan anak kecil itu dan ikut mengumpulkan mawar-mawar yang sudah diuraikan dan meletakkannya pada tangan ilahi-Mu, surga akan memberikan nilai yang tidak terbatas kepada bunga-bunga tadi dan melemparkannya kepada Gereja yang menderita untuk memadamkan nyala apinya dan melemparkannya kepada Gereja yang sedang berjuang untuk memberikan kemenangan kepadanya.”
Theresia menyadari keterbatasan dirinya, ia hanyalah seorang anak kecil yang bermain dengan bunga-bunga mawar itu. Hal-hal kecil yang dilakukannya dengan penuh cinta menjadi persembahan mawar bagi Yesus. Dan ketika mawar itu dipersembahkan, dikumpulkan sekuntum demi sekuntum dan diuraikan menjadi suatu rangakaian bunga mawar yang indah maka mawar-mawar tadi kembali dihujankan oleh Tuhan dari surga kepada setiap jiwa yang menderita. Kurban cinta, bunga mawar yang dipersembahkan oleh Theresia menjadi sebuah kurban bagi orang lain dan juga bagi keselamatan jiwa-jiwa yang merana dalam api penyucian. Theresia sangat menyadari hal itu dan ia tak pernah henti untuk terus mencari mawar, memetiknya, dan mengumpulkannya untuk kemudian dipersembahkannya sebagai kurban kecil penuh cinta bagi Yesus dan sesamanya.

Memetik sekuntum mawar
Melihat teladan hidup Theresia dari Lisieux ini membuat kita mungkin berpikir apakah mungkin selama hidupnya ia tidak pernah jengkel dan mengeluh saat penderitaan datang. Ya sebagai manusia biasa Theresia juga mengalami dalam hatinya gejolak-gejolak emosi itu. Justru di sinilah seninya dan indahnya; saat gejolak itu datang, saat itulah sekuntum mawar siap dipetik. Inilah juga yang membedakan kita dengan Theresia. Kalau kita mungkin saat gejolak emosi atau kesedihan, kekecewaan, dan segala perasaan negatif muncul akibat suatu hal maka seringkali kita tidak sempat melihat sekuntum mawar yang ada di hadapan, apalagi terlintas di pikiran untuk memetiknya. Akan tetapi, Theresia berbuat yang lain, ia segera tahu bahwa itulah saat rahmat, saat dia dapat memetik sekuntum mawar dan mempersembahkannya bersama mawar-mawar yang lain.
Memetik sekuntum mawar dan mempersembahkan bagi Yesus merupakan suatu hal yang terkadang mudah, namun juga sulit. Namun, kita bisa belajar perlahan-lahan, dengan membiasakan diri untuk peka terhadap bimbingan Roh Kudus. Selain itu juga dengan memupuk cinta kita akan Yesus. Dengan cinta yang ada di dalam diri kita maka akan ada suatu dorongan juga untuk menyenangkan hati Dia yang kita cinta. Seperti sang kekasih yang membawa bunga mawar untuk pujaan hatinya demi menyenangkannya, demikian juga diri kita dengan Yesus. Dengan membawa persembahan mawar berduri yang indah, kita akan menyenangkan hati Yesus. Dengan melalui kurban-kurban kecil setiap hari maka mawar-mawar kita akan semakin bertumpuk dan pada akhirnya nanti semua mawar itu akan kembali dilemparkan ke bumi ini.
Memetik sekuntum mawar bagi Yesus amat berharga dan membangkitkan semangat cinta dalam diri kita. Seperti Theresia yang memungut sebatang jarum demi cinta kepada Yesus, hal itu juga merupakan persembahan mawar indah bagi Yesus. Hal-hal kecil dalam kehidupan kita sehari-hari dapat menjadi kuntum mawar yang indah dan siap dipersembahkan. Menemukan hal-hal sederhana yang menuntut penyangkalan diri, janganlah menghindar, namun justru ambillah kesempatan itu, petiklah kuntum mawar yang berkembang itu. Hal-hal yang kecil dan sederhana akan menjadi hal yang besar saat cinta semakin diteguhkan dan mawar kita akan menyebarkan semerbak harum mewangi. Memetik bunga mawar, mempersembahkan cinta kepada Yesus Sang Kekasih Ilahi. Mari kita bersama-sama belajar untuk berani memetik kuntum mawar dan mempersembahkannya bagi Yesus.

Artikel oleh: Sr. Maria Rafaella
[carmelia.net]

1 komentar:

  1. 2019 ford edge titanium for sale - iTanium Arts
    titanium ingot › Online Games › ford edge titanium › Online Games Find 2019 at titanium apple watch iTanium Arts. Discover all the latest games in thinkpad x1 titanium our collection including, SEGA Genesis / titanium for sale Mega Drive, SEGA CD, TurboGrafx 8, SEGA Master System,

    BalasHapus

ads1

Feature