Minggu, 02 Oktober 2011

Renungan Harian 3 Oktober 2011


Bacaan:
  • Yun. 1:1- 2:1,11;
  • MT Yun. 2:2,3,4,5,8;
  • Luk. 10:25-37
Renungan:
Dari mana datangnya lintah, dari sawah turun ke kali; dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati... Sebuah pantun lama yang masih sering terdengar. Mengisahkan betapa apa yang dilihat dapat dengan mudah mempengaruhi dan merubah sikap hati. Seperti cinta antara 2 pemuda dan pemudi, bermula dari mata lalu hatipun tergerak, terarah dan terjadilah.

Perumpamaan Orang Samaria yang baik hati ternyata berbicara lain dari pada pantun kita. Ada dua tokoh berpendidikan yang melihat dengan baik, cermat dan tepat tetapi tidak turun ke hati. Ada pagar besar, ada tembok pemisah yang menghalangi ketergerakan hati. Keadaan tak berdaya sesama, kemalangan akibat disamun, luka derita dan darah serta kesekaratan sesama yang dilihat mata tidak dilihat mata hati, atau bahkan dialihkan, dihindarkan, dianggap tidak ada. Mengapa?

Karena orang lebih melihat kebutuhan dan keamanan diri; orang tidak melihat kebutuhan sesama; orang tidak bakal mendapat keuntungan; orang tak mau rugi waktu, tenaga, dana, bakat atau kemampuan. Orang merasa dirinya mulia, hebat, berkelebihan dan merasa direndahkan jika harus menolong yang hina dan malang.(Renungan Harian Mutiara Iman 2011, yayasan Pustaka Nusatama)

Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.

Ucapan Yesus menyentuh nubari, terutama bagi yang telah terbiasa mengartikan sesama sebagai orang yang berkeadaan sama, seperti bersuku sama, berekonomi sama, beragama sama, bertempat tinggal di satu daerah, dan sebagainya. Tanpa sadar pemaknaan itu telah mengkotak-kotak manusia di dunia. Marilah ber “ziarah sosial” dengan melihat setiap orang yang berkeadaan berbeda sebagai sesama kita. (Rm. Ign. Suparno, CM) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads1

Feature